Kamis, 19 Desember 2013

MENURUT PEROKOK


Hasil peneliti telah mengidentifikasi 5 tema yang merupakan hasil dari penelitian,
yaitu :

1. Definisi Rokok bagi Mantan Perokok

Pendapat positif tentang rokok pada keempat partisipan adalah sesuatu
yang membawa kenikmatan, enak, terlihat lebih gaya, gaul, keren dan gagah.
Hal yang dikemukakan oleh dua partisipan adalah sebagai berikut :
”Enaknya ya..nggak bisa diungkapin lah dengan kata-kata. Ya habis
makan merokok, pokoknya enak aja gitu...”
” Dengan mrokok Kelihatan gimana gitu, gagah mbak, laki-laki banget
mbak.....” 
Rokok mengandung nikotin yang membawa ketenangan dan kenikmatan.
Merokok dapat terlihat lebih laki-laki (jantan), sebenarnya perasaan jantan
karena terpengaruh iklan, padahal rokok dapat menyebabkan impotensi
(Sugito, 2009). Alasan seseorang merokok yaitu demi relaksasi. Rokok
dibutuhkan sebagai alat keseimbangan (Ellizabet, 2010).

2. Faktor-faktor perilaku merokok dan mempertahankan merokok

JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 39
Partisipan mencoba merokok karena faktor lingkungan yang kebanyakan
adalah perokok. Partisipan telah merasakan nikmatnya merokok (ketagihan)
sehingga selalu mencari rokok dengan berbagai cara, yaitu dengan mencari
uang, meminta teman, hingga membohongi orangtua. Hal yang dikemukakan
oleh dua partisipan sebagai berikut :
”....Karena sama temen jadi asik, buat dapat rokok ya bohongin ibu
untuk beli apa gitu....” 
“......Awal merokok itu sebetulnya saya cuma ikut-ikutan teman.” 
Faktor terbesar seseorang merokok adalah faktor sosial dan lingkungan,
sebagai upaya untuk menyesuaikan diri (Ellizabet, 2010). Secara perlahan
nikotin yang terkandung didalam rokok akan mengakibatkan perubahan sel-sel
otak perokok, sehingga perokok merasa perlu merokok lagi untuk mengatasi
gejala ketagihan (Sugito, 2009). Seorang perokok tidak memikirkan besaran
uang yang harus dibelanjakan untuk rokok (Satiti, 2009).

3. Dampak yang dialami perokok akibat merokok

Dampak akibat merokok yang dialami partisipan tidak hanya secara fisik,
namun juga secara sosial, ekonomi dan psikologis. Hal yang dikemukakan
oleh tiga partisipan sebagai berikut :
”Nafasnya sesek, terus batuk kering.”
” Ceweknya suka marah- marah mbak.”
“Anggarannya semakin besar dong. Rokok cukup mahal, semakin hari
makin meningkat...” 
”Waktu itu saya sempat ketakutan, tapi saat itu darahnya darah segar
bukan darah hitam, dan saya tahu bahwa itu adalah efek mungkin dari
asap rokok.....”
Kandungan tar pada rokok merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat
lengket dan mengiritasi paru-paru, sehingga meningkatkan produksi lendir,
akibatnya seseorang sulit bernafas (Ellizabet, 2010). Kebiasaan merokok juga
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 40
membahayakan kesehatan perokok pasif. Asap rokok yang baru mati di asbak
tiga kali lipat lebih berbahaya (Jaya, 2009).
Seorang perokok tidak pernah memikirkan besarnya uang yang harus
dibelanjakan untuk rokok, padahal dana yang dibelanjakan untuk rokok relatif
besar (Satiti, 2009). Dampak negatif akibat merokok tidak hanya secara fisik,
sosial, dan ekonomi, tetapi ketiga dampak tersebut mempengaruhi secara
psikologis. Melihat dampak dari merokok, sangat disayangkan, rokok yang
selama ini dibanggakan, ternyata perokok harus menanggung dampaknya.

4. Sistem dukungan akan meningkatkan motivasi dalam usaha berhenti
merokok

Partisipan mendapatkan dukungan dari teman dan keluarga saat berusaha
berhenti merokok. Motivasi partisipan berhenti merokok adalah karena telah
merasakan dampaknya dan ingin hidup sehat. Cara partisipan dalam usaha
berhenti merokok adalah dengan berkomitmen, menghindari perokok dan
mengganti dengan permen. Hal yang dikemukakan salah satu partisipan :
” ...Setelah saya di Semarangkan, saya sendirian, istri dan keluarga
nggak ada, motivasi oleh istri dan keluarga dan teman-teman,mereka
mengingatkan saya bahwa seandainya tidak berhenti merokok,
berarti mungkin dampaknya akan berkelanjutan atau penyakit yang
lebih parah dari ini.” 
”Saya bisa menggantikannya dengan permen, saya berusaha untuk
menghisap permen, jadi saya berkomitmen sama ajalah permen, dan
mengkonsumsi permen lebih baiklah daripada rokok.” 
Alasan kesehatan biasanya menjadi hal utama dalam berhenti merokok,
alasan selanjutnya adalah keluarga dan ekonomi. Motivasi berhenti merokok
saja tidaklah cukup, harus ada tindakan nyata dalam usaha berhenti merokok
(Sugito, 2009). Banyak cara untuk menghentikan kebiasaan merokok, yaitu
dengan menghindari perokok (Djauzi, 2009). Perokok dapat menggantikan
rokok dengan hal lain, misalkan mengunyah permen, sehingga pikiran bisa
dialihkan dari rokok (Sallika, 2010).
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 41

5. Efektifitas berhenti merokok serta pujian dari orang terdekat akan
mempengaruhi mantan perokok agar tidak kembali merokok

Berhenti merokok terbukti berdampak positif bagi kesehatan partisipan.
Partisipan menyatakan bahwa setelah berhenti merokok mendapat pujian dari
keluarga dan teman. Partisipan melakukan berbagai cara agar tidak kembali
merokok adalah dengan niat dan berkomitmen, menahan diri, menjauhkan diri
dari rokok dan perokok. Hal yang dikemukakan oleh 4 partisipan :
”Ya lebih ringan badannya nafasnya lebih panjang, tidurnya
nyenyak...”
”..... teman bilang wah hebat ya bisa berhenti seperti itu....” 
”.....Kalau pengen sih pengen, kalau mereka merokok biasanya aku
menjauh gitu.”
” .....caranya supaya nggak kembali, pertama sih ingat orangtua yaitu
ibu, kedua pacar yang nggak suka rokok, itu yang membuat aku
berniat berhenti merokok....”
Keuntungan setelah berhenti merokok, yaitu 20 menit pertama, tekanan
darah dan denyut nadi mulai turun dalam keadaan normal, dua minggu sampai
satu bulan setelah berhenti merokok sirkulasi tubuh mulai membaik, resiko
terkena serangan jantung berkurang (Satiti, 2009).
Keluarga, saudara dan teman yang anti dengan asap rokok dapat menjadi
motivasi yang kuat berhenti merokok (Jaya, 2009). Mantan perokok
sebenarnya masih bisa kembali merokok. Niat dalam hati dan berjanji untuk
tidak merokok lagi harus ada dalam pikiran mantan perokok (Triswanto, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar